fans

Tampilkan postingan dengan label Teknologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teknologi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 21 September 2025

Mobil Listrik : Inovasi Terlupakan yang Mencuat sebagai Solusi

Perubahan iklim pada beberapa tahun terakhir berdampak pada berbagai sektor di dunia. Pada waktu tersebutlah, inovasi-inovasi dan rancangan teknologi yang dapat meminimalisir masalah dibutuhkan. Sehingga suatu ide yang telah cuckup lama tenggelam kembali mengapung dan diperkenalkan kembali, yaitu tentang penggunaan mobil listrik. Pada tahun 2019, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) mengeluarkan sebuah dokumen yang membahas tentang isu-isu iklim global yang sedang dihadapi. Salah satu dari permasalahan tersebut adalah tentang kerusakan lahan akibat degradasi yang berpotensi meningkatan emisi gas karbon secara global karena berkurangnya lahan penyerapan gas karbon. Di sisi lain, sektor transportasi sendiri menyumbangkan emisi gas karbon sebanyak 23% pada tahun 2019. Sehingga dari isu inilah, muncul inovasi tentang pemakaian kendaraan dengan penggerak mesin listrik.

Ilustrasi Emisi yang Dihasilkan Transportasi

Jika kita menilik sejarah dunia otomotif, terdapat beberapa tokoh yang cukup terkenal seperti Ányos Jedlik, Thomas Davenport, Gaston Planté, Camille Faure, dan ilmuwan-ilmuwan lainnya yang tidak dapat saya sebutkan. Anyos Jedlik sendiri merupakan jantung bagi penemuan dinamo listrik yang memungkinkan dibuatnya mobil listrik. Namun, secara umum, Robert Andersonlah yang disebut-sebut sebagai bapak mobil listrik. Pria asal Inggris tersebut mengembangkan sebuah transportasi beroda tiga dengan baterai sel galvanik yang tidak dapat diisi ulang antara tahun 1832-1839. Yang kemudian, pada tahun-tahun berikutnya muncul berbagai perkembangan dari berbagai segi model, namun keterbatasan baterai yang tidak dapat diisi ulang menjadi hambatan utama. Pada tahun 1859, terjadi kemajuan yang berarti yaitu pada saat Gaston Planté menemukan baterai timbal-asam yang dapat diisi ulang. Kemudian model tersebutpun dikembangkan kembali oleh Camille Faure. Pada tahun 1888, mobil listrik pertama ditemukan di Jerman. Mobil tersebut adalah Flocken Elektrowagon yang merupakan hasil rancangan Andreas Flocken. Transportasi tersebut berupa kendaraan roda empat menyerupai kereta kuda dengan motor 0,7 kW dan berat baterai 100 kg. 

Penggunaan mobil listrik di perkotaan cukup populer pada awal abad ke-20. Bahkan disebutkan bahwa sekitar sepertiga mobil di jalanan Amerika Serikat pada tahun 1900 merupakan mobil listrik. Setelah penemuan baterai isi ulang, penjualan mobil listrik bahkan disebut-sebut mampu mengalahkan jumlah penjualan mobil konvensional. Kejayaan tersebut hanya bertahan sebentar saja sebelum akhirnya perusahaan Ford mengeluarkan mobil Ford T, yaitu mobil berbahan bakar bensin yang lebih murah (tahun 1912, mobil listrik berharga USD 1.750 sedangkan mobil konvensional berharga USD 650). Ditambah lagi dengan penemuan cadangan minyak yang melimpah di seluruh dunia menyebabkan menurunnya penjualan mobil listrik.

Flocken Elektrowagen (1888)


Ketertarikan pada mobil listrik kembali meningkat setelah Perang Dunia II akibat munculnya kelangkaan bahan bakar pasca perang. Di Prancis, Peugeout memperkenalkan mobil listriknya yaitu Peugeot VLV pada tahun 1941, yang kemudian disusul oleh perusahaan otomotif Jepang yaitu Nissan yang mengeluarkan Tama pada tahun 1949. Namun, mobil listrik ini sendiri mulai dipertimbangkan kembali pada tahun 1970-an ketika terjadi krisis minyak. Kesadaran akan ketergantungan pada minyak yang cukup tinggi pada sektor ini mendorong perusahaan-perusahaan lain untuk kembali mengembangkan mobil-mobil listrik lainnya. General Motors hadir untuk memodernisasi mobil listrik dengan meluncurkan EV-1, sebuah mobil dengan kursi dua penumpang yang sepenuhnya menggunakan tenaga dari listrik. Mobil ini tidak cukup besar namun berat tergantung baterainya yang pada saat itu memang belum sepraktis sekarang. Mobil EV-1 dengan baterai timbal-asam sendiri memiliki bobot 2.790 pon (1.266 kg) yang mana bobot tersebut cukup berat untuk ukuran mobil tersebut, bahkan untuk versi keduanya berbobot 2.908 pon (1.309 kg). Walau begitu, mobil ini tetap ideal di jalan raya dengan 137 tenaga kuda (102 kW) dengan 7.000 rpm.


Nahasnya, mobil ini harus berakhir dengan gagalnya regulasi mobil emisi nol dari California Air Resources Board (CARB) yang banyak ditentang oleh perusahaan otomotif dan kartel minyak. Menanggapi penentangan yang dilakukan tersebut, CARB pun berkompromi dengan mengeluarkan regulasi untuk memproduksi mobil listrik sesuai dengan permintaan konsumen. Regulasi tersebut pun memberi celah bagi para produsen mobil listrik untuk mengurangi produksi dengan meyakinkan bahwa terjadi penurunan permintaan konsumen. General Motors sendiri mengakali hal tersebut dengan menyatakan bahwa EV-1 hanya dapat disewa dan tidak diperjual-belikan kembali. Hingga terjadi penurunan signifikan pada permintaan konsumen yang semula berjumlah 4.000 menjadi hanya 50 unit. Bahkan, ketentuan dan syarat bagi yang ingin menyewa pun dipersulit agar mobil listrik ini tidak digunakan. Hingga pada akhirnya, regulasi nol emisi ini gugur pada tahun 2003 dan seluruh mobil Electric Vehicle ditarik dari konsumen dan dibawa untuk dimusnahkan.

General Motors EV-1

Pada tahun 2006, perusahaan mobil asal Amerika Serikat yaitu Tesla yang bekerja sama dengan Lotus, meluncurkan mobil sport listrik pertama mereka yang diberi nama Tesla Roadster. Mobil sport ini sendiri dapat menempuh jarak 356 km dalam sekali pengisian baterai. Mampu menempuh jarak 0-100km/jam dalam waktu 4 detik menjadikan mobil ini unik dari yang lain. Walau mobil ini tergolong mobil sport, namun mobil ini ramah lingkungan dan tidak mengeluarkan suara sama sekali. Seiring berjalannya waktu, mobil listrik pun mulai dipandang kembali sebagai alternatif pengganti mobil konvensional. Puncaknya, pada tahun 2021, penjualan mobil listrik mengalami lonjakan penjualan hampir 100% dari yang awalnya hanya ±3,1 juta unit melonjak menjadi ±6,6 juta. Penjualan mobil listrik pun terus mengalami kenaikan hingga ±13,8 juta unit pada tahun 2023. Dari sinilah, dapat terlihat jelas inovasi yang dulu terlupakan mulai mencuat kembali sebagai solusi di tengah krisis iklim pada masa sekarang.
Tesla Model Y yang Menjadi Produk Terlaris dari Tesla Motors


Daftar Pustaka :
Iberdrola. (2025). History of The Electric Car, The Electric Vehicle, A Journey Through More Than 200 Years of History. Diakses pada 21 September, dari 
https://www.iberdrola.com/sustainability/history-electric-car#:~:text=Pada%20tahun%201888%2C%20mobil%20listrik,mencapai%20kecepatan%2015%20km/jam.

Aditya Siregar. (03 September 2024). GM EV 1, Kenangan Pelopor Mobil Listrik yang Mendahului Zamannya. Diakses pada 21 September, dari https://axelev.com/gm-ev1-pelopor-mobil-listrik/

IPCC. (2019). Climate Change and Land. Diakses pada 21 September, dari https://www.ipcc.ch/site/assets/uploads/2019/11/SRCCL-Full-Report-Compiled-191128.pdf

Selasa, 16 September 2025

Teknologi : Asisten Manusia yang Selalu Ada

Ilustrasi Teknologi

Penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari semakin meningkat. Tak heran, perkembangan teknologi yang semakin canggih tentunya akan meningkatkan penggunaan teknologi. Terlebih lagi dengan kemunculan AI(artificial intelegence) yang sangat praktis dalam digunakan, tentu kita semakin lekat dengan teknologi, terutama teknologi infotmasi. Dilansir dari laman Cloud Computing Indonesia, berdasarkan data terbaru yang dikeluarkan oleh Asosiasi Penyelanggara Jasa Internet Indonesia(APJII) menyatakan bahwa terdapat 229.428.417 jiwa yang menggunakan internet pada semester pertama  tahun 2025. Yang di mana, data tersebut mengalami kenaikan jumlah yang signifikan sehingga membuktikan bahwa internet kian 'lengket' dengan kehidupan sehari-hari manusia. Namun, muncullah satu per satu argumen yang mempertanyakan keamanan, manfaat, dan dampak-dampak dari teknologi ini sendiri.

Sebelum kita membahas tentang teknologi itu, perlu diketahui bahwa teknologi tidak hanya mencakup bidang informasi, namun juga mencakup bidang-bidang lainnya yaitu komunikasi, trnasportasi, medis, dan energi. Perlu kita pahami bahwa teknologi itu sendiri ialah suatu sarana yang digunakan untuk meningkatkan dan memudahkan pekerjaan kita dalam kata sehari-hari. Teknologi sendiri berasal dari bahaasa Yunani yaitu techne yang berarti seni, kerajinan, dan juga keterampilan; Sedangkan logos berarti ilmu atau studi. Jadi, arti harafiah dari Teknologi itu sendiri ialah menjadi suatu sarana yang mendukung perkembangan kerajinan dan keterampilan kita sehari-hari. Ditambah lagi dengan berbagai masalah yang mulai muncul satu per satu memaksa para ilmuwan untuk menciptakan inovasi-inovasi baru yang lebih praktis dan bermanfaat. Maka dari itu, pada artikel kali ini, kita akan mencari tahu manfaat bidang teknologi informasi dan komunikasi.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)


Teknologi informasi dan komunikasi yang kerap disingkat dengan sebutan TIK adalah suatu bidang teknologi yang berfokus pada informasi dan komunikasi yang meliputi perangkat keras dan perangkat lunak. TIK ini sendiri juga digunakan untuk mengirim, mengelola, dan mencari data-data yang tersedia secara online. Salah satu contoh dari TIK ini sendiri ialah internet. Kehidupan manusia yang semakin sibuk dan rumit tentunya membutuhkan suatu bantuan yang praktis dan terjangkau. Maka, hadirlah internet sebagai solusi dari permasalahan yang dihadapi.

Pengertian dari internet sendiri adalah suatu jaringan komunikasi yang menghubungkan komputer dan perangkat dari berbagai belahan dunia. Di Indonesia saat ini, penggunaan internet didominasi oleh Gen Z (masyarakat yang berusia 12-27 tahun), kemudian disusul oleh Gen Milenial (masyarakat yang berusia 28-47), dan yang terakhir adalah Gen Alpha (kelahiran tahun 2013 ke bawah). Data yang didapatkan dari APJII tersebut menunjukkan bahwa perkembangan internet di Indonesia dipengaruhi oleh digital native, yaitu generasi yang tumbuh seiring perkembangan teknologi.

Lalu, apa manfaat dari Teknologi Informasi dan Komunikasi?
Berdasarkan riset yang telah saya lakukan, dapat kita ketahui bahwa manusia sudah sangat melekat pada penggunaan internet. Yang kemudian menjadikan internet sebagai alat bantu baik dalam bidang pendidikan, pemerintahan negara, hiburan, dan lain sebagainya. Kita ambil saja contoh saat pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia. Internet hadir sebagai solusi bagi manusia untuk tetap dapat produktif di tengah masa lockdown. Para murid yang tidak dapat melakukan pembelajaran secara luring pun terpaksa melaksanakannya secara luring. Begitu juga dengan para pekerja di luar sana. Walau terdapat banyak sekali PHK massal yang dilakukan, terdapat beberapa kelompok yang dipertahankan dan melaksanakan pekerjaannya secara daring, atau yang sering kita dengar yaitu work from home (WFH). Dari hal-hal tersebut, dunia internet semakin ramai pengguna dan mulai berinovasi. Aplikasi-aplikasi pertemuan secara online seperti Zoom dan Google Meet mulai ramai pengguna. Google Classroom, AIMSIS, Microsoft Temas, dan aplikasi-aplikasi lain yang dapat menunjang kegiatan manusia agar tetap produktif pun 'kecipratan' pengguna.
Penerapan internet pada masa pandemi


Dengan demikian, terlihat dengan jelas bahwa internet memiliki manfaat yang cukup berpengaruh dalam masa-masa pandemi. Walau pandemi telah berakhir, pengguna internet justru semakin meningkat. Adanya sosial media memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi secara aktual dan faktual. Walau rawan terjadi penyebaran berita bohong (HOAX), tidak bisa dipungkiri bahwa internet sangat berjasa bagi generasi kita dalam kehidupan ini. Selagi kita, para masyarakat, dapat menggunakan internet dengan baik, maka hal tersebut akan sangat membantu kehidupan manusia dalam kehidupan yang akan datang.
Pemanfaatan Zoom



Daftar Pustaka
Miraka. (2024, 31 Oktober). Manfaat Teknologi Informasi dalam Kehidupan Sehari-hari. HUMIC Engineering. Diakses pada 16 September, dari https://humic.telkomuniversity.ac.id/id/manfaat-teknologi-informask-dalam-kehidupan-sehari-hari/

Rita Puspita Sari. (2025, 12 Agustus). Pengguna Internet RI 2025 Tembus 229,4 Juta, Gen Z Mendominasi. Cloud Computing Indonesia. Diakses pada 16 September, dari https://www.cloudcomputing.id/berita/pengguna-internet-ri-2025-229-4-juta#:~:text=Data%20APJII%202025%20menegaskan%20bahwa,atau%2080%2C66%20persen%20populasi.

Muhammad Thoriq Al Fatih. (2024, 03 Oktober). Teknologi di Indonesia: Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya. Telkom University. Diakses pada 16 September, dari https://dif.telkomuniversity.ac.id/teknologi-di-indonesia-pengertian-jenis-dan-manfaatnya/

Memahami Sistem Komputer dan Konversi

 Seiring berjalannya waktu, telah banyak perkembangan yang dialami manusia. Mulai dari kemunculan teknologi hingga perkembangan teknologi it...